Piala Dunia dan Idul Fitri: Sukacita Perayaan Ganda
Kalau saya bertanya pada Anda: ‘adakah sesuatu yang menarik hari
ini’, apakah jawaban Anda? Hampir bisa saya jawab: Piala Dunia 2018 sudah
dimulai! Ya! Hari ini, pesta sepak bola terbesar tersebut dibuka dengan tuan rumah
Rusia menghadapi Arab Saudi, dan seperti yang kita tahu: bertepatan dengan hari
raya Idul Fitri 1439 H (malam menjelang lebaran).
Di Indonesia, adalah hal wajar ketika libur lebaran tiba, para
perantau berbondong-bondong pulang ke kampung halaman sendiri. Bahkan, saking
banyaknya perantau yang pulang, kota-kota besar, terutama ibu kota Jakarta,
begitu lengang bagai kota mati. Hal tersebut adalah sukacita atau perayaan
tersendiri tentunya.
Suatu perayaan dan sukacita yang dobel tentunya, terkhusus bagi
kita warga Indonesia, merayakan hari kemenangan di kampung halaman –sesuatu yang
paling ditunggu-tunggu para perantau— plus disuguhi pertandingan sepak bola, liburan
jadi tambah menarik.
Pertandingan pembuka, seperti biasa, tuan rumah akan ambil
bagian. Melawan tim asal Asia, Arab Saudi, tuan rumah lebih diunggulkan untuk
memenangi pertandingan tersebut.
Bukan hanya karena faktor dukungan penuh dari publik Rusia di
Stadion Luzhniki, tetapi juga karena faktor pengalaman di Piala Dunia. Rusia
sudah berpengalaman di Piala Dunia dengan 11 kali tampil, meski tidak pernah
juara. Berbeda dengan Arab Saudi, yang bahkan hanya kurang dari separuhnya,
yaitu ‘hanya’ pernah 5 kali tampil (jangan bandingkan dengan Indonesia!).
Melihat ke dalam skuat pemain yang didaftarkan, keduanya
seperti memiliki kemiripan, yaitu mayoritas penghuni skuatnya bermain di liga
domestik masing-masing. Yang juga bisa berarti begitu minim pengalaman jika
dibandingkan dengan dua peserta lain di grup A.
Di timnas Rusia sendiri hanya ada Vladimir Gabulov yang
bermain di Club Brugge (Belgia) dan Roman Neustadter yang menjadi pemain
Fenerbahce (Turki). Plus dengan pelatih yang juga orang Rusia. Sbornaya dilatih
oleh Stanislav Cherchesov.
Di kubu Arab Saudi, mayoritas penghuni skuatnya juga bermain
di negara sendiri. Hanya ada tiga pemain yang berkarier di luar negeri, yaitu
di Liga Spanyol.
Namun, dari segi pelatih, The Green Falcon ditangani oleh
pelatih yang pernah mengantarkan Chile menjuarai Copa America Centenario 2016,
Juan Antonio Pizzi. Meski sebenarnya yang membawa Arab Saudi ke Piala Dunia
sebenarnya adalah pelatih asal Belanda, Bert van Marwijk, yang kini melatih timnas
Australia.
Kembali ke soal perayaan. Gaung pembukaan Piala Dunia sendiri
sebenarnya belum terdengar begitu menggema. Namun, menurut berita, seperti apa
gambaran seremoni pembukaan Piala Dunia tersebut memang sengaja tidak
dibocorkan ke publik oleh panitia. Kerahasiaannya benar-benar terjaga. Namun,
pengisi acara tetap diinformasikan ke publik. Robbie Williams disebut akan
mengisi acara pembukaan tersebut.
Yang jelas, masih menurut berita, opening ceremony kali ini ‘katanya’ agak berbeda dari
sebelum-sebelumnya. Seperti apa? Sekali lagi, informasinya tidak dibocorkan ke
media dan publik.
Berbicara mengenai tuan rumah, saya sendiri tidak menjagokan
Sbornaya sebagai juara. Bahkan untuk melaju ke fase gugur saja, saya rasa hanya
mimpi bagi Rusia untuk melangkah ke fase tersebut.
Faktor tuan rumah dan dukungan fanatik bukan jaminan bagi Tim Beruang
Merah untuk lolos dari grup A yang diisi oleh Rusia, Arab Saudi, Uruguay, dan
Mesir. Ada kemungkinan, dua tim yang saya sebut terakhir bakal melaju ke babak
selanjutnya, dengan Uruguay sebagai juara grup dan Mohamed Salah membawa Mesir
menjadi runner-up.
Selain itu, faktor pengalaman dan kualitas pemain yang akan
menjadi masalah bagi Sbornaya. Pengalaman Rusia jelas kalah dari Uruguay, dan
dalam skuatnya pun kualitasnya tidak merata, serta faktor pemain kunci yang
tidak dimiliki oleh anak asuh Vladimir Cherchesov. Bandingkan dengan Mesir yang
punya Mohamed Salah, yang kini sedang ‘menggila’ bersama Liverpool hingga mampu
mencapai final Liga Champions –meski kalah dari Real Madrid dan salah cedera. Plus
Uruguay yang punya mesin gol bernama Luis Surez dan Edinson Cavani, yang
keduanya membawa klubnya masing-masing, Barcelona dan Paris Saint Germain,
menjuarai liga dan piala domestik.
Beralih ke soal siapa yang akan menjuarai turnamen ini. Sebenarnya
lebih pas jika disebut: yang akan mencapai final. Saya sedikit menebak saja, Jerman
akan berjumpa Brasil di final nantinya. Soal siapa yang keluar sebagai
pemenang, Anda bisa tentukan sendiri.
Mundur satu langkah ke semifinal. Dalam empat besar Piala Dunia
kali ini, saya ‘menjagokan’ Jerman, Brasil, Prancis, dan Argentina menjadi
semifinalis Piala Dunia 2018. Dengan yang melaju ke final adalah yang sudah saya
sebut di alinea sebelumnya. Sengaja saya urutkan agar bisa mengindikasikan peluang
menuju kampiun juaranya.
Jerman tetaplah kekuatan besar saat ini. Kualitas pemainnya
merata di setiap lini. Bahkan, sang pelatih, Joachim Loew, sampai mencoret
beberapa pemain yang sebenarnya tampil impresif musim ini. Saya yakin Anda saat
ini pasti menebak satu nama yang bermain di Manchester City: Leroy Sane. Betul,
dan sebenarnya masih banyak nama beken lain yang tidak dipanggil, meski tidak
cedera sekalipun. Namun, Der Panzer tetaplah Panser. Mereka tetap berbahaya dan
bisa menghajar tim mana pun dengan skuat saat ini.
Brasil setali tiga uang dengan Jerman. Pemainnya merata di
setiap lini, dari kiper sampai striker. Bahkan bisa dibilang Seleccao lebih
menonjol karena punya sang megabintang Neymar. Pemain termahal dunia kepunyaan Paris
Saint Germain tersebut seakan dipermudah menuju jalur juara dengan bantuan
pemain-pemain lain, terutama bersama Robert Firmino (Liverpool) dan Philippe
Coutinho (Barcelona) membentuk trisula mematikan di lini serang Tim Samba.
Prancis adalah finalis Piala Eropa 2016. Meski bermaterikan
pemain yang lebih baik daripada Portugal di Piala Eropa yang dientaskan di
negeri sendiri tersebut, Le Bleus nyatanya kurang beruntung untuk menjuarai
turnamen tersebut.
Kini, masih bermaterikan pemain alumni Piala Eropa 2016, minus
beberapa pemain inti karena cedera sebenarnya, anak asuh Didier Deschamps siap ‘membalas
dendam’ di Piala Dunia 2018. Dengan membawa pemain yang mayoritas pemain muda, Tim
Ayam Jantan tersebut siap menunjukkan pada Portugal kalau di Piala Dunia kali
ini, mereka lebih baik –dan tentu saja lebih beruntung.
(Kemungkinan) Calon semifinalis terakhir: Argentina. Wajar apabila
menempatkan Tim Tango di fase ini. Mereka punya Messi! Tapi Messi tetaplah
manusia, meski ia dijuluki alien ataupun Mesias (juru selamat).
Setidaknya Lionel Messi membawa Albiceleste sampai ke partai
puncak di tiga turnamen berturut-turut: Piala Dunia 2014, Copa America 2015,
Copa America Centenario 2016. Ketiganya gagal! Bahkan, jika mau menelaah lebih
jauh lagi, Argentina dan Messi juga gagal juara di final Copa America 2007!
Jangan menoleh ke belakang, masa lalu biarlah berlalu. Ada
ungkapan yang demikian bunyinya. Saya rasa, Lionel Messi akan suka jika ia
mendengar ungkapan ini. Biarlah ia gagal membawa Argentina juara berkali-kali,
toh masih ada Piala Dunia lagi di tahun ini... dan itu kesempatan terakhir!
Melihat skuat Argentina, kualitas pemain begitu timpang. Lini
depan begitu hebat. Anda pasti bisa menebak: Lionel Messi (itu sudah pasti), Gonzalo
Higuain, Paulo Dybala, dan Sergio Aguero. Hanya, dari lini tengah hingga sektor
kiper, kualitasnya seakan semakin menurun, timpang.
Namun, jika strategi pelatihnya pas, bukan tidak mungkin Albiceleste
bisa berbuat banyak, minimal sampai semifinal, seperti dalam ulasan ini. Menurut
berita, Jorge Sampaoli akan menerapkan formasi ofensif dengan memanfaatkan lini
serang ‘wah’ Tim Tango.
Soal negara mana yang akan juara, Anda juga bisa tentukan
sendiri. Bahkan, selain empat negara tersebut yang Anda jagoka, tidak masalah. Karena
Piala Dunia bukan hanya soal tebak-menebak. Piala Dunia adalah soal perayaan
dan sukacita. Seperti yang saya sebut di awal tulisan tadi, kali ini sukacita
dan perayaan tersebut bisa bermakna ganda, yakni karena Piala Dunia, dan yang
kedua karena hari kemenangan atau merayakan Idul Fitri 1439 H di kampung
halaman Anda bersama keluarga.
Selamat bersukacita karena Piala Dunia dan selamat merayakan
hari raya Idul Fitri 1439 H. Bagi yang tidak mudik, terutama yang di ibu kota –sama seperti
saya yang juga tidak mudik— selamat menikmati kelengangan Jakarta (dan juga
kota lain) dan tetap merayakan sukacita Piala Dunia!
Komentar
Posting Komentar
Silakan beri komentar, saran, atau kritik