Selamat Datang di Perempat Final Liga Champions!





Usai sudah babak perdelapan final Liga Champions 2015/2016. Dua tim berinisial sama (FCB), FC Bayern dan FC Barcelona, akhirnya sukses melewati babak 16 besar melewati lawan yang (seharusnya) terbilang sulit. Bacelona sukses menyingkirkan Arsenal dan Bayern Munich mengirim tim yang musim lalu menggapai final di kompetisi ini, Juventus, masuk kotak.
            Tim raksasa asal Jerman dan Spanyol ini menyusul Real Madrid, Paris Saint-Germain, Atletico Madrid, Manchester City, Benfica, dan Wolfsburg. Dengan ini, lengkaplah sudah tim yang mengisi slot perempat final. Seperti biasanya, wakil Spanyol kali ini tetap terbanyak seperti yang sudah-sudah. Spanyol diwakili Barcelona dan dua tim ibu kota, Real Madrid dan Atletico Madrid. Diikuti dengan Jerman yang mengirimkan dua wakil, Bayern Munich dan Wolfsburg. Kemudian, masing-masing mengirim satu wakil adalah Prancis (Paris SG), Portugal (Benfica), dan Inggris (Man. City).
            Untuk drawing perempat final Liga Champions akan dilakukan pada Jumat, 18 Maret 2016. Pada babak 8 besar kali ini, dua tim satu negara bisa bertemu, berbeda dengan babak sebelumnya di 16 besar yang dua tim senegara tidak bisa saling sikut.
            Kandidat kuat juara terkuat sudah didengung-dengungkan bahkan sejak kompetisi belum mulai. Tim tersebut adalah Barcelona, Madrid, dan Munchen. Kandidat ‘ter’-kuat seharusnya hanya satu tim saja, namun karena media dan penggemar sepak bola yang ‘mengagungkan’ tiga kesebelasan terebut, mungkin menjadi hal aneh bila hanya menyebut satu tim saja. Sebab, tiga tim tersebut adalah juara Eropa (bahkan dunia) di tiga edisi terakhir LC, Si Merah-Biru juara musim lalu, Si Putih meraih La Decima musim sebelumnya, Si Merah pun meraih juara musim sebelumnya. Catatan ini pun belum melihat hasil-hasil sebelumnya, plus klub-klub ini selalu masuk semifinal UCL.
            Menilik catatan impresif tiga tim di atas, sudah pasti tim-tim lain akan berharap mendapat hasil undian bertemu dengan tim lain, asal jangan Madrid, Barcelona, ataupun Bayern. Seperti pemain PSG, Adrien Rabiot, yang sangat berharap tidak bertemu Barcelona (lagi). Mereka lebih memilih bertemu Manchester City atau Wolfsburg, supaya kemungkinan lolos lebih besar tentunya.
            Barcelona, tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya menajdi momok bagi tim-tim lain. Lolos dengan keunggulan agregat 5-1 (kekalahan agregat terbesar Arsenal). Menang dua gol tanpa balas di London lewat gol-gol Lionel Messi. Di leg kedua, mereka tetap menang. Gol Arsenal lewat pemain yang baru dibeli dari Basel Januari lau, Mohammed Elneny, tak mampu menghindar dari ganasnya trisula MSN (Messi, Suarez, Neymar) yang semuanya mencetak gol di laga ini.
            Real Madrid, mampu mengatasi AS Roma di dua pertandingan dengan skor sama 2-0. Cristiano Ronaldo mencetak dua gol dan semakin menambah jumlah golnya di Liga Champions, --dan ia tetap yang terbanyak dalam urusan mencetak gol di ajang ini.
            Bayern Munchen, melawan Juventus dengan sangat luar biasa. Di leg pertama, meski unggul 2 gol atas Juventus, pada akhirnya harus menerima hasil imbang 2-2, berkat kegigihan dan kerja keras para pemain La Vecchia Signora.
            Di leg kedua inilah, gantian Juventus yang hampir membuat publik Allianz Arena bungkam hingga di menit ke-90 menit pertandingan alias laga hampir usai! Gol Paul Pogba dan Juan Cuadrado yang membuat The Old Lady unggul atas The Bavarians. Namun, di menit ke-71, Robert Lewandowski meperkecil ketinggalan. Pendukung Die Roten akhirnya girang bukan kepalang ketika Thomas Mueller mencetak gol penyeimbang di menit 90+1! Pada akhirnya, juara Bundesliga ini membalikkan keadaan menjadi 4-2, dengan gol dicetak oleh Thiago dan Coman. Mantan pemain Juve musim lalu, Arturo Vidal dan Kingsley Coman, membikin assist dan gol atas eks tim mereka yang musim lalu menembus final Liga Champions.
            Atletico Madrid, VfL Wolfsburg, Manchester City, Paris Saint-Germain, dan SL Benfica, meski tak diunggulkan dalam bursa juara. Saya yakin, di antara tim-tim ini ada yang mempunyai misi menjadi tim ‘pengejut’, meski tidak juara. Masuk final adalah prestasi membanggakan tentunya, meniru Atletico Madrid pada 2013/14 atau Borussia Dortmund pada 2012/13 yang mampu mencapai final meski gagal juara.
            Terinspirasi dari hal tersebut, PSG dan Manchester City tentu sangat terlecut untuk mencapai final. Terlebih skuat kedua tim ini tidaklah mungkin disebut diisi pemain kelas teri. Mungkinkah Anda menyebut PSG tim lemah setelah klub berisi pemain sekelas Edinson Cavani, Lucas Moura, Thiago Silva, hingga Zlatan Ibrahimovic ini menjuarai Ligue 1 sebelum pertengahan Maret dan saat liga masih menyisakan beberapa pekan lagi? Terlebih lagi Les Parisien memastikan juara setelah menang sembilan gol tanpa balas!
            Sedangkan Manchester City, ini adalah perempat final pertamanya di kompetisi Liga Champions (!). Akan sangat membanggakan jika ternyata The Citizen bisa melangkah jauh melebihi perempat final. Bukan hanya untuk para fans City, tapi juga untuk publik Inggris, sebab merekalah satu-satunya wakil Inggris di kompetisi antarklub Benua Biru ini, setelah Arsenal dan Chelsea tersingkir.
            Bagi Atletico Madrid, ini adalah kesempatan kedua untuk juara setelah musim 2013/14 berhasil mencapai final. Kala itu, Diego Costa dkk. hampir juara mengalahkan rival sekota, Real Madrid, andai Sergio Ramos tidak mencetak gol penyama kedudukan di detik-detik akhir laga.
            Benfica mungkin sukses di Liga Portugal, namun di Eropa mereka selalu gagal di final. Banyak yang menyebut bahwa klub bermaskot elang tersebut terkena kutukan oleh pelatih mereka dulu, yang mengatakan bahwa Benfica tidak akan pernah juara di kompetisi antarklub Eropa.
Klub yang paling tidak diunggulkan saat ini saya rasa adalah Wolfsburg. Musim lalu, Die Wolfe finis di peringkat 2 klasemen, dan sempat membuat kejutan dengan membantai sang juara, Bayern Muenchen. Nicklas Bendtner dkk. juga menjuarai DFB Pokal setelah mengalahkan Dortmund di final.
Namun, setelah hijrahnya Kevin de Bruyne ke Manchester City. Penampilan Wolfbursg cenderung menurun. Bast Dost juga tidak terlalu seimpresif musim lalu. Namun, bisa jadi tim inilah yang akan melaju jauh.
Entah terlalu dini atau tidak untuk menerka siapa juara musim ini. Tapi saya rasa, salah satu dari ketiga tim yang saya sebut tadilah yang akan juara, antara Barcelona, Real Madrid, atau Bayern Munchen.
Saya rasa akan menarik jika tim yang bertemu di final di Milan nanti adalah Bayern Munchen dengan Barcelona. Kedigdayaan dua tim ini yang akan menjadi daya tarik tentunya. Keduanya di liga domestik hampir jadi juara, andai selalu menang di beberapa laga berikutnya. Selisih poin dengan tim di bawah mereka pun terpaut jauh. Bahkan, di La Liga, Zidane pun sudah lempar handuk atas defisit 12 poin antara Madrid dengan Barca.
Dari sisi agresivitas, antara Barca dengan Bayern mempunyai lini depan yang jempolan. Munchen dengan Lewandowski-Muller, dan Barcelona dengan trio Messi-Suarez-Neymar. Terlebih lagi keduanya dilimpahi dengan skuat ‘wah’ dengan pelatih top.
Andai benar bertemu di final, tentu akan jadi seperti reuni. Pep Guardiola dan Thiago Alcantara bisa bertemu (lagi) dengan para punggawa El Barca.
Hanya andaikata saja. Lalu bagaimana jika keduanya justru bertemu di babak perempat final nanti, yang baru akan diundi Jumat besok, di Nyon, Swiss? Yang jelas, kita hanya bisa melihat hasil undiannya. Bisa jadi tim-tim besar akan langsung bertemu di babak ini. Yang pasti, Liga Champions tetap menarik untuk diikuti, meski tim favorit Anda sudah tersingkir sekalipun.
Selamat datang di perempat final Liga Champions 2015/16!

Komentar

ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

Pet Sematary: Kadang Kematian Memang Lebih Baik

Piala Dunia dan Idul Fitri: Sukacita Perayaan Ganda

Akhir Kisah Ajax nan Romantis: Dramatis Sekaligus Tragis