'Indonesia Juara Piala AFF 2016'
Ketika
menonton (dan mendukung) Timnas Indonesia melawan Vietnam di semifinal leg
kedua Piala AFF 2016 semalam, saya yakin bahwa semua rakyat Indonesia pasti dag-dig-dug-der (begitu kata salah seorang
komentator televisi yang menayangkan pertandingan tersebut).
Bagaimana
tidak? Hampir 90 menit timnas “Garuda” diserang bertubi-tubi dengan serangan tujuh
hari tujuh malam (Anda yang menonton lewat layar kaca semalam pasti tahu kalimat
ini) para pemain Vietnam. Bahkan setelah kiper Vietnam, Tran Nguyen Manh,
diusir keluar lapangan oleh wasit, para pemain Vietnam justru semakin tampil
trengginas. Bahkan, Vietnam justru bisa mencetak gol dan membalikkan skor ketika
pemainnya minus satu orang, lewat gol Vu Van Tanh pada menit ke-82 dan Vu Minh
Tuan pada masa injury time, setelah
sebelumnya Stefano Lilipaly membawa Indonesia unggul terlebih dahulu lewat
golnya pada menit ke-52.
2-1.
Skor agregat menjadi 3-3. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan 2 x 15
menit. Di sinilah para pemain Indonesia mulai menguasai bola dan mulai
melancarkan serangan, seolah menghiraukan tekanan suporter Vietnam yang begitu gigihnya
menyemangati timnasnya dan mengintimidasi pemain Indonesia (lebih spartan mana bila
dibandingkan dengan suporter kita?).
Serangan
yang dilancarkan Indonesia berbuah hasil. Ferdinand Sinaga dijatuhkan oleh
kiper “gadungan” Vietnam ketika tinggal dengan kiper tersebut. Wasit menunjuk
titik putih. Manahati Lestusen yang ditugaskan sebagai eksekutor berhasil
membuat sebagian kecil suporter Indonesia bersorak. Skor bertahan hingga akhir
dan skuat Merah-Putih lolos ke final, sejak terakhir kali mencapai final di
tahun 2010.
Kita
boleh berbangga, namun jangan berlebihan dulu. Timnas Indonesia sebelum Piala
AFF dimulai bukanlah tim yang dijagokan. Berbagai masalah muncul: persiapan
kurang, waktu terlalu mepet, pembatasan pemain yang tiap klub hanya melepas dua
pemain saja, klub yang tidak mengizinkan pemain ikut timnas, dan pemain yang
cedera menjelang bergulirnya turnamen tinggal menyisakan beberapa hari, dan
jangan lupa Indonesia baru saja lepas dari sanksi FIFA, plus sederet masalah
lain yang tidak saya ketahui mungkin.
Mencapai
ke final mungkin sesuatu yang fantastis, namun sudah empat kali –sekarang yang
kelima kalinya-- skuat Garuda mencapai final Piala AFF. Sudah terlalu sering
Indonesia menapaki final, namun tidak
pernah juara.
Kemungkinan
besar, lawan Indonesia di final nanti adalah Thailand, yang sudah mengantongi
kemenangan 2-0 atas Myanmar di leg pertama. Di leg kedua yang dilangsungkan di
negeri sendiri, sepertinya Charyl Chappuis dkk. tidak akan kesulitan untuk
melewati Myanmar, atau bahkan mungkin memperbesar margin gol mereka.
Berbicara
soal bakal menghadapi Thailand di final nanti, Anda mungkin jadi berpikir, jika
menghadapi Vietnam saja Indonesia babak belur, bagaimana jika menghadapi
Thailand nantinya? Padahal di laga pembuka grup, Indonesia dihajar Tim Gajah
Perang 4-2. Plus jangan lupa betapa rapuhnya lini belakang Indonesia hingga
semifinal kemarin.
Kalimat
“Dalam sepak bola Anda tak pernah tahu” sering sekali disuarakan ketika ada
suatu tim non-unggulan mampu menjungkalkan tim besar. Tahun ini, banyak sekali
kejutan itu. Mulai dari Leicester City menjuarai Liga Inggris, Portugal yang sama
sekali tidak diperhitungkan justru menjuarai Piala Eropa setelah mengalahkan
para pemain bintang Prancis di negeri sang lawan, hingga Chile yang menjuarai
Copa America Centenario dengan mengalahkan Argentina (lagi).
Di
jejaring sosial, muncul meme yang
menggunakan contoh di atas, yang mencoba ‘memaksakan’ kecocokan perbandingan
dengan timnas Indonesia. Persamaan itu antara lain Indonesia, Portugal, dan
Chile bukanlah unggulan di turnamen masing-masing; jersey Indonesia, Portugal, dan Chile berwarna dasar sama, yaitu merah dan
menggunakan apparel yang sama; plus
lawan yang dihadapi pun warna dasarnya sama: biru (Jika benar menghadapi
Thailand ya).
Menebak tentu boleh-boleh saja,
sebut saja berimajinasi. Siapa tahu, imajinasi atau khayalan kita itu menjadi
kenyataan. Tidak ada yang tidak mungkin, begitu kata para motivator, kan? Seperti kalimat yang disebutkan
tadi, dengan sedikit editan; ‘Dalam sepak bola, Anda tak pernah tahu, (Siapa
tahu) tim nasional dengan logo Garuda di dada itu juara Piala AFF 2016’. Seperti
judul tulisan ini, meski harapan namun bukan tidak mungkin jadi kenyataan.
Tentu sebagai suporter Timnas
Garuda, berdoa dan mendukung adalah komitmen Anda. Tetap berjuang, Indonesia! Menjadi
juara, kiranya dapat menjadi pelipur lara Indonesia yang tengah dirundung duka
saat ini.
#AyoIndonesia
Komentar
Posting Komentar
Silakan beri komentar, saran, atau kritik