Napoli Juara Serie A 2024/2025: Magis Antonio Conte dan Ironi Inter Milan
Euforia kembali menyelimuti kota Naples! Napoli berhasil mengunci gelar Scudetto Serie A musim 2024-2025 setelah mengalahkan Cagliari 2-0 pada laga pamungkas. Dua eks pemain Manchester United, Scott McTominay dan Romelu Lukaku menjadi pahlawan melalui gol yang dicetak dua pemain itu. Kemenangan di Stadion Diego Armando Maradona ini membawa I Partenopei mengoleksi 82 poin, unggul tipis satu angka di atas Inter Milan, yang di saat bersamaan juga menang atas Como dengan skor identik.
Keberhasilan ini bukan sekadar kemenangan biasa, melainkan penegasan magis seorang Antonio Conte, sang allenatore yang kembali berbuah Scudetto di tanah Italia. Keberhasilan Napoli meraih gelar juara Liga Italia kedua dalam tiga musim terakhir ini terasa semakin luar biasa di bawah tangan dingin Antonio Conte. Ia mengambil alih tim yang musim sebelumnya finis di posisi ke-10 dan berhasil mengembalikan mereka ke jalur juara. Conte sendiri mengakui bahwa ini adalah tantangan paling tak terduga, sulit, sekaligus menggairahkan dalam kariernya.
"Datang ke Napoli setelah mereka berada di posisi 10 dan mencoba mengembalikan semuanya ke jalur yang benar, seperti musim sebelumnya, dan meyakinkan beberapa pemain terbaik untuk bertahan karena kami bisa melakukan sesuatu yang positif," ungkap Conte.
Yang lebih mengagumkan lagi, Conte membawa Napoli menjadi juara dengan skuad yang jauh lebih "murah" dibandingkan tim kampiun 2022-2023 besutan Luciano Spalletti. Ini menunjukkan betapa hebatnya Antonio Conte sebagai pelatih, yang mampu memaksimalkan potensi timnya tanpa harus bergantung pada nama-nama besar atau investasi fantastis.
"Ini adalah sesuatu yang luar biasa," kata Conte, "Sejujurnya sangat sulit untuk juara dengan Napoli. Bagi para pemain ini untuk meraih Scudetto untuk kedua kalinya dalam tiga tahun adalah sesuatu yang spesial di sini, saya senang untuk para pemain. Ini bukan situasi mudah karena di klub ini Anda tak diunggulkan untuk juara." Pujian setinggi langit memang layak disematkan kepada Conte, yang dengan kecerdasan taktik dan motivasi membara, mampu mengubah tim underdog menjadi juara sejati. Ia adalah master strategi yang tak hanya membangun tim dari segi teknis, tetapi juga mentalitas juara.
Di sisi lain, kemenangan Napoli ini menciptakan ironi tersendiri bagi Inter Milan. Tim asuhan Simone Inzaghi ini sebenarnya dijagokan juara sejak awal musim dan berhasil menutup musim dengan kemenangan 2-0 atas Como di pekan terakhir. Gol-gol dari Stefan De Vrij dan Joaquin Correa memastikan kemenangan Inter, namun itu tidak cukup untuk mempertahankan Scudetto. Mereka finis di peringkat kedua klasemen dengan 81 poin, hanya selisih satu angka dari Napoli.
Kekalahan Scudetto ini terasa pahit bagi Nerazzurri, terutama mengingat mereka sempat diunggulkan dan mengalami penurunan performa pada Februari dan April yang membuka jalan bagi Napoli. Ironisnya, di tengah kegagalan meraih gelar domestik yang sudah di depan mata, Inter Milan juga berpeluang besar untuk meraih dwi gelar–atau bahkan treble–karena mereka juga berhasil melaju ke final Liga Champions.
Pertanyaan tentang potensi juara Liga Champions yang dilontarkan oleh pelatih Como 1907, Cesc Fabregas, menunjukkan betapa kuatnya Inter di kancah Eropa, namun di Serie A, mereka harus mengakui keunggulan Napoli. Sebuah musim dengan potensi dwi gelar, namun berakhir tanpa Scudetto yang juga sangat diidamkan Interisti.
Dengan gelar ini, Antonio Conte kini sejajar dengan Fabio Capello sebagai salah satu dari dua pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Italia dengan tiga klub berbeda: Juventus, Inter Milan, dan Napoli. Namun, bagi Conte, gelar bersama Napoli ini terasa jauh lebih berat dan emosional dibandingkan yang pernah dia raih sebelumnya.
Perjalanan yang tidak mudah, diawali dengan hasil imbang di Piala Italia dan kekalahan di Liga Italia, namun diakhiri dengan pencapaian yang luar biasa. Ini adalah bukti nyata dari dedikasi, visi, dan kemampuan adaptasi Conte yang tak tertandingi. Napoli tidak hanya mendapatkan Scudetto, tetapi juga menegaskan kembali status Antonio Conte sebagai salah satu allenatore terbaik di dunia sepak bola.
Komentar
Posting Komentar
Silakan beri komentar, saran, atau kritik