Postingan

PALING BANYAK DIBACA:

The Batman: Wajah Busuk Gotham Adalah Wajah Kita Juga

Gambar
  Bruce Wayne, diperankan oleh Robert Pattinson (Kredit: Dccomics.com) Temaram, suram, sekaligus muram. Tiga kata tersebut gambaran saya untuk film The Batman , yang kali ini sang night crusader diperankan oleh Robert Pattinson, dan kini tengah tayang di bioskop dan menjadi trending di jagat maya, baik di Indonesia maupun belahan dunia lainnya. Sebagai pembaca atau penonton, tentunya kita akan mewajarkan hal tersebut, karena tentu saja ini adalah film DC, yang selalu identik dengan tone gelap di setiap filmnya.  Ketika masuk bioskop, saya tidak berekspektasi lebih pada nuansa gelap itu tadi. Saya kira, bakal sama seperti film-film DC atau film Batman lainnya. Gelap. Tapi ini gelapnya berbeda. Lebih mencekam. Atau jangan-jangan, pikiran saya yang terlampau ikut gelap sebagaimana cerita saya beberapa waktu lalu .  Kali ini, di sepanjang film The Batman, saya benar-benar menikmati kegelapan abadi: hampir selalu scene malam hari, plus hujan yang selalu membasuh permukaan kota...

Bosan Terhadap Kebosanan Hidup

Gambar
  Pixabay/Pitsch “Setelah ini kamu pasti akan mengatakan ini ,” ucap seseorang kepada saya suatu ketika, “Lalu melakukan itu ,” lanjutnya. Ia mengatakan dengan nada bercanda sekaligus serius. Entah saya yang kebingungan menafsirkan ucapannya, atau memang teman saya memang mengkritik.  Memang benar apa yang dikatakannya itu. Lidah saya menjadi kelu ketika mendengarnya. Otot lidah saya memang hendak mengatakan kalimat yang dimaksudkan teman saya itu. Lalu, saya akan melakukan hal sama persis seperti yang dikatakannya. Hanya saja, begitu mendengarnya, otak dan syaraf membatalkannya.  “Itu berulang-ulang, dan membosankan.” Kali ini, kalimatnya pendek dan lebih menusuk.  Kalimat tersebut terus terngiang dan menjadi bahan perenungan berhari-hari. Lebih buruknya lagi, saya jadi terafirmasi secara negatif dan benar-benar mengalami kebosanan dalam hal apapun setelahnya: bekerja terasa membosankan, menonton film rasanya biasa saja, mendengarkan musik kok terasa jenuh, membaca ...

Konsep Diri Mantan Napi dan Stigmatisasinya di Masyarakat*

Gambar
Narapidana atau biasa disingkat napi, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang hukuman (orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana); terhukum. Karena narapidana dihukum pidana, maka tentu saja orang tersebut pernah mengalami tindak pidana atau melanggar peraturan atau norma yang berlaku di masyarakat, lebih khusus lagi peraturan tertulis yang dibuat oleh pemerintah, baik pemerintah daerah atau pemerintah pusat (negara). Narapidana bisa ditahan di lapas (lembaga pemasyarakatan) karena pelanggaran berbagai hal, seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, hingga korupsi. Narapidana dihukum agar orang tersebut merasakan efek jera, akibat perbuatan yang ditimbulkannya, sehingga ketika setelah masa tahanannya habis, dia akan jera, menyesal, dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi, karena selain akan merugikan orang lain, juga akan merugikan dirinya sendiri. Risikonya adalah ia masuk penjara lagi. Selain itu, ia pasti akan dikucilkan di masya...

Kognisi Individu Teori Komunikasi

Gambar
#DiRumahAja #StayAtHome Kredit: PIXABAY   Kognisi individu dalam teori komunikasi adalah teori yang membahas mengenai proses informasi ( information processing theories ) yang menjelaskan bagaimana orang berpikir, bagaimana orang mengatur dan menyimpan informasi yang diterimanya dan bagaimana proses untuk menyadari atau mengetahui ( cognitive ) membantu memberi tingkah laku [1] . Pada dasarnya, teori kognisi individu ini termasuk dalam teori komunikasi sosiopsikologi, karena membahas mengenai pemikiran atau perasaan individu terhadap suatu bentuk komunikasi yang ia terima dari orang lain. Kognisi individu ini terdiri dari 9 (sembilan) bagian, yaitu: 1.     Teori atribusi 2.     Teori penilaian sosial 3.     Teori kemungkinan elaborasi 4.     Teori integrasi informasi 5.     Teori nilai harapan 6.     Teori tindakan beralasan 7.     Teori disonansi kogniti...